Part 2
I: Apakah kamu menyukai nama panggilan/julukan bahwa dirimu adalah ‘4D/empat dimensi’?
HJ: Sekarang saya menyukainya. Namun, pada awalnya saya berpikir bahwa mereka mengartikan/bermaksud mengatakan bahwa saya seperti seorang ‘dol-i’ (orang terbelakang/gila) oleh karena itu saya tidak merasa senang. Sekarang, saya menginterpretasikannya dengan “memiliki charisma yang unik” (tertawa). Dengan cara seperti itu, saya pikir setiap orang memiliki kecendrungan untuk menjadi/memiliki sifat 4 dimensi.
**julukan 4d itu cocok koQ… emang aku nganggepnya juga charisma yang unik.. wakakkakakkaka…. Suka julukan 4D n walking statue untukmu**
I: Apakah kamu memiliki figure seorang aktor/aktris yang disukai? Jika ada coba sebutkan namanya, satu saja.
HJ: Saya menyukai Yoo Haejin. Saya mungkin telah menonton “Tazza” kira-kira sekitar 12 kali. Dia memiliki karakter unik tersendiri dan berakting dengan sangat baik.”
**waiooo… leader ngikutin tazza juga**
I: Apa yang kamu anggap penting dalam kehidupanmu sehari-hari?
HJ: Mengatakan “hello/halo” atau “goodbye.”
Tidak hanya sekedar karena kata tersebut merupakan suatu bentuk ‘hormat’ namun agar orang lain tersebut tahu bahwa kamu menyadari keberadaanya/mempedulikannya. Jika, kamu tidak melakukan ini, maka masalah yang sangat kecil pun dapat tersulut dengan mudah. Oleh karena itu, saya selalu berkata “I’m going home” sebelum pergi, tidak peduli semabuk apapun saya. Saya tidak ingin pergi bagai angin. (tertawa)
**gw suka komen dia yang ini.. simple tapi ngena… betapa berartinya tahu bahwa ada orang yang masih mempedulikanmu, tahu keberadaanmu, dank au juga mempedulikan mereka.. I knot that means**
I: Siapa saja teman selebriti yang dapat kamu panggil bahkan pada jam 2 malam?
HJ: Hero jaejoong, micky yoochun, dan TOP. Mereka bertiga adalah sahabat terbaik. Ketika kami berkumpul, kami tidak akan membiarkan orang lain turut serta (tertawa).
Dan teman-temanku dari Songpagu Chamsil yang tidak pernah meninggalkanku selama 23 tahun yang juga adalah keluargaku (sudah seperti keluarga). Danau Suckhon, kedai makanan di Jalan Shinchol, adalah tempat kami berkumpul. Saya hanya berjalan-jalan di area yang kecil/terbatas. Pertama kali pergi jauh keluar dari Seoul adalah pada saat piknik kelulusan setelah saya menjadi penyanyi.
I: Saya dengar kamu berinvestasi pada sebuah restaurant dengan teman-temanmu.
HJ: Itu bukan sebuah investasi untuk mencari keuntungan. Ada sekitar 10 teman/sahabat karib yang berjanji akan selalu bersama2 seumur hidup, dan satu diantara mereka membuka sebuah restoran ayam. Kami saling berjanji satu sama lain bahwa kami akan saling membantu satu sama lain jika ada diantara kami yang sukses. Orang-orang ini adalah sahabat-sahabatku yang lebih mengetahui/memahamiku lebih daripada ibuku sendiri. Kami membuat sebuah tempat persembunyian rahasia di sebuah ruangan yang berdempet dengan restaurant. Kami bahkan meletakkan TV, sofa, dan selimut di sana.
**hahhaha ga nyangka dy sebegitu dekat dengan teman2nya.. sangattt dekatttt… bener2 uda kek keluarga.. kemarin waktu nemu piku ultahnya dia bareng temen2nya.. ada yang co n ce.. aga syokkk.. karena pose yang begitu ‘deket’ tapi ternyata dia emang bener2 deket banget.. seneng dia juga sama kayak orang normal kebanyakan.. punya banya teman dan have bareng temen2nya**
I: Apa kejadian paling memalukan yang baru kamu alami baru-baru saja?
HJ: Saya pergi ke sebuah tempat perawatan kuku dengan beberapa teman dan itu sangat memalukan. (tertawa). Saya sendiri selalu berpikir bahwa hidup saya adalah “waktu dari orang yang tidak berbudi “(pepatah dari sebuah drama gang politik). Namun, ternyata saya menemukan diri saya di sebuah tempat perawatan kuku seperti seorang tokoh komik cewek, oleh karena itu, itu sangatlah memalukan (tertawa). Saya tidak berpikir, bahwa saya akan ke sana lagi.
**wakakakkakakka.. bayangin leader perawatan kuku.. daku ngakaksss di jam 3 pagi.. ya ampuunnn….**
I: Jika kamu dapat menjadi ‘tidak terlihat/invisible’ selama satu hari
HJ: Hmm… untuk satu hal… saya ingin mengunjungi kamar mandi wanita atau pergi ke sebuah bank, namun saya sudah berubah pikiran. Apa yang menarik/begitu bagus dari pergi ke sebuah bank? Mereka masih mungkin dapat melihat uang yang melayang2. Dibanding menjadi tidak terlihat, saya berharap saya dapat berpindah/teleportasi dengan cepat. Saya ingin menyelesaikan schedule dengan cepat, sehingga saya dapat tidur lebih cepat pula dan memiliki waktu tidur yang cukup.
**lol.. mesumnya kumat.. wkwkwkwk.. yah cowo ni… hohoho cita2nya pengen punya banyk waktu tidur… munkin udah lama banget dy ga bisa tidur cukup**
I: Apakah melelahkan hidup sebagai seorang idola di korea?
HJ: Pendapat setiap orang pasti berbeda-beda, namun, saya hampir merasa bebas. Saya cenderung tidak khawatir secara berlebihan tentang apa dan bagaimana pikiran fans. Kadang-kadang terdapat fans yang masih berada di depan dorm kami pada saat tengah malam/dini hari, dan saya memarahi/menghardik dan menyuruh mereka pulang. Saya tidak ingin mereka merasa menyesal menyukaiku/mengidolakanku pada saat masa2 remaja mereka, sehingga aku secara sengaja memperlakukan mereka dengan dingin. Tentu saja, saya sangat berterimakasih bahwa mereka adalah fans saya.
**pernah denger juga katanya dy yang paling galak yah sama fans karena fans yang suka keras kepala?**
Impian saya adalah untuk menyewa sebuah panggung kecil ketika saya telah berumur 40 atau 50an dan melakukan performance/pertunjukan untuk para fans yang telah menjadi para orangtua. Dan pergi minum soju bersama-sama mereka setelah pertunjukan selesai atau melakukan kegiatan social bersama-sama. Memikirkan impian saya itu saja, sudah membuat saya senang.
**kakek hyun joong… ^____________________^**
I: Apakah kamu pernah menyesal karena pernah drop out?
HJ: Tidak banyak yang dapat kulakukan dengan hanya berbekal ijasah middle shool (semacam SMP). Kemanapun saya pergi, cap ‘drop out’ selalu melekat pada saya. Pada saat saya 17 tahun, saya menyadari bahwa Korea adalah bukan negara yang mengandalkan kemampuan/kecakapan seseorang. Saya pikir masih terlalu jauh untuk menjadi sebuah negara yang berkembang.
I: Jika kamu dapat kembali ke hari-hari/masa-masa kamu bersekolah di Chamsil Middle School
HJ: Saya pikir saya akan berpartisipasi lebih aktif dalam band sekolah “Aksus” (artinya teriakan). Ketika saya 14 tahun, untuk pertama kalinya saya pergi ke Toko Nakwon untuk membeli gitar dengan membawa uang sebanyak 70000 won (70 dollar). Sebenarnya harga gitar tersebut 80000 won, namun pemilik toko tersebut melihat tumpukan uang seribu won ku (1 dollar) dan ia kemudian memberikan discount 10000 won.
I: Apakah kamu tidak mendapatkan dukungan dari orang tua?
HJ: Pada saat itu, jika kamu ingin secara formal mempelajari musik (dengan mengambil kelas formal), membutuhkan biaya 3 juta won (3000 dollar sebulan). Ayahku kondisi bisnisnya sedang sulit pada saat itu, oleh karena itu saya tidak dapat minta uang padanya. Ada saat-saat dimana saya merasa putus asa bahwa “musik sungguh2 adalah uang”. Saya ingat saya berlatih 8 jam setiap hari sampai speaker computer saya rusak. **T___________________T**
I: Apa yang kamu pikir akan kamu lakukan, jika kamu sekarang tidak menjadi seorang penyanyi?
HJ: Saya berpikir mungkin saya tidak dapat memiliki pekerjaan yang bergaji tetap, oleh karena itu saya pikir saya akan melakukan pekerjaan paruh waktu. Saya berpikir bahwa mempunyai pekerjaan yang formal bukan merupakan sesuatu yang sangat penting jika kamu hidup dengan tujuan untuk kebahagiaanmu sendiri. Saya berpikir orang-orang yang bekerja pada sebuah perusahaan akan menentang itu, karena mereka menilai uang secara lebih. Dengan cara seperti itu, kamu menjual waktu untuk uang. Kebahagian tidak datang dari buku tabungan. Suatu kali saya bisa menghasilkan 100 juta won, namun sebenarnya keseimbangan jumlah akun saya 2600 won (26 dollar). Namun, saya merasa tidak ada yang kurang, saya tidak membutuhkan apa-apa lagi.
I: Sungguh?
HJ: Mengapa saya harus berbohong? Ada suatu saat saya memiliki pekerjaan paruh waktu, dan berhasil menjual sesuatu, dan menghasilkan 100 juta won. Cara menghasilkan uang? Itu mudah. Kamu hanya jangan menghabiskannya. Ada kalanya saat saya begitu mengkhawatirkan uang 100 won. Namun sekarang, saya makan daging yang saya sukai, dan menghabiskan lebih banyak lagi namun ketika bertemu dengan teman2, semuanya masih bayar sendiri-sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar